Dalam era ini, manajemen perlu ditata secara demokratis, kreatif, dan menguntungkan bersama. Fungsi pendidikan perlu ditata ulang tidak hanya sekedar menjalankan tugas rutin mengajar. Namun lebih dari itu, yakni mewujudkan educated man yang mempunyai life skills berkulitas tinggi (Hopson and Scally, 1980: 19).
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting, karena peradaban bangsa ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Sebagai bangsa yang sedang membangun menyadari betul akan peran serta pendidikan terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa. Dalam rangka menyongsong era globalisasi dan persaingan bebas di tahun 2010, serta untuk mengimbangi kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, maka tuntutan peningkatan mutu pendidikan tidak dapat ditawar lagi.
Nasution (1982: 11) mengemukakan bahwa “teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi modern, akan tetapi juga tanpa alat-alat itu. Pada hakekatnya teknologi pendidikan merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi Pendidikan memandang soal mengajar dan belajar sebagai problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah”.
Teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, penilaian dari sistem, teknik dan peralatan yang digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Hal ini merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan dan kondisi pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam teknologi pendidikan akan tercakup teknik penampilan, penyusunan kegiatan/program pengorganisasian lingkungan sekolah, juga meliputi apa dan bagaimana sesuatu diajarkan, diantaranya isi dan strategi pembelajaran,besar dan bentuk pengelompokkan siswa, pengorganisasian tenaga kependidikan, suasana lingkungan dan sampai kepada masalah aspek pisik dari dunia pendidikan.
Adanya perubahan dan pembaharuan dalam bidang media pendidikan diharapkan fungsi pendidikan nasional dapat berjalan dengan baik dan sempurna, sebagaimana tercantum dalam UU RI 20/2003. “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Fungsi dan tujuan tersebut mengusahakan agar anak didik dapat mengambil bagian dalam segala macam hubungan dengan Tuhan, manusia dan alam sekitarnya. Salah satu aspek yang paling penting dalam hubungan ini adalah mempersiapkan anak didik untuk mencapai manusia pembangunan yang berguna untuk dirinya maupun masyarakat.
Untuk tercapainya hal tersebut, diharapkan guru dapat mengkomunikasikan setiap materi-materi kegiatan pembelajaran di SDN, dapat memiliki kompetensi dasar dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana pendidikan di tempatnya bertugas. Hal ini merupakan bekal yang paling pokok bagi keberhasilan suatu proses pendidikan yang sedang dilaksanakan, walaupun masalah keberhasilan sebetulnya tidak hanya ditentukan oleh guru saja, namun ada faktor lain yang berpengaruh dalam mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting, karena peradaban bangsa ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Sebagai bangsa yang sedang membangun menyadari betul akan peran serta pendidikan terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa. Dalam rangka menyongsong era globalisasi dan persaingan bebas di tahun 2010, serta untuk mengimbangi kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, maka tuntutan peningkatan mutu pendidikan tidak dapat ditawar lagi.
Nasution (1982: 11) mengemukakan bahwa “teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi modern, akan tetapi juga tanpa alat-alat itu. Pada hakekatnya teknologi pendidikan merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi Pendidikan memandang soal mengajar dan belajar sebagai problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah”.
Teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, penilaian dari sistem, teknik dan peralatan yang digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Hal ini merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan dan kondisi pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam teknologi pendidikan akan tercakup teknik penampilan, penyusunan kegiatan/program pengorganisasian lingkungan sekolah, juga meliputi apa dan bagaimana sesuatu diajarkan, diantaranya isi dan strategi pembelajaran,besar dan bentuk pengelompokkan siswa, pengorganisasian tenaga kependidikan, suasana lingkungan dan sampai kepada masalah aspek pisik dari dunia pendidikan.
Adanya perubahan dan pembaharuan dalam bidang media pendidikan diharapkan fungsi pendidikan nasional dapat berjalan dengan baik dan sempurna, sebagaimana tercantum dalam UU RI 20/2003. “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Fungsi dan tujuan tersebut mengusahakan agar anak didik dapat mengambil bagian dalam segala macam hubungan dengan Tuhan, manusia dan alam sekitarnya. Salah satu aspek yang paling penting dalam hubungan ini adalah mempersiapkan anak didik untuk mencapai manusia pembangunan yang berguna untuk dirinya maupun masyarakat.
Untuk tercapainya hal tersebut, diharapkan guru dapat mengkomunikasikan setiap materi-materi kegiatan pembelajaran di SDN, dapat memiliki kompetensi dasar dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana pendidikan di tempatnya bertugas. Hal ini merupakan bekal yang paling pokok bagi keberhasilan suatu proses pendidikan yang sedang dilaksanakan, walaupun masalah keberhasilan sebetulnya tidak hanya ditentukan oleh guru saja, namun ada faktor lain yang berpengaruh dalam mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik.
0 Response to "EFEKTIVITAS METODE CERAMAH DAN METODE DIALOG DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MI.... (PEND-7)"
Post a Comment