Program Bimbingan Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Anak Usia Dini Melalui Aktivitas Bermain (Studi deskriptif di TK Sukahaji (Pend-91)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi anak usia dini di Indonesia saat ini sedang menjadi sorotan masyarakat, karena pendidikan pada anak usia dini sebagai tempat awal pertama anak belajar berbagai kemampuan dasar sebagai bekal untuk mengembangkan kehidupan , baik pribadinya sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara. Kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak usia dini bukan saja memperkenalkan dan mempersiapkan dirinya untuk belajar seperti mengenal huruf, menulis, berhitung, akan tetapi juga kemampuan secara intelektualnya, kepribadian dan lingkup sosial anak.


Pendidikan prasekolah dalam pembelajaran cenderung memiliki orientasi yang berbeda dengan pendidikan umum lainnya seperti jenjang pendidikan dasar dan menengah. Peran guru dalam pembelajaran anak cenderung lebih sulit dan luas. Hal ini karena proses pembelajaran pada jenjang pendidikan prasekolah tidak ditekankan pada pencapaian segi prestasi akademik, melainkan diarahkan untuk mengembangkan sikap dan minat belajar serta berbagi potensi dan kemampuan dasar anak (M. Sholehuddin 1997: 67). Pengembangan kemampuan kognitif memang merupakan fokus kegiatan pembelajaran, akan tetapi suatu hal yang perlu diingat bahwa kemampuan lain seperti afektif dan psikomotor anak juga harus lebih diperhatikan karena seluruhnya akan memberikan daya dukung yang sama terhadap pengembangan kemampuan kognitif tersebut.

Akan tetapi fenomena yang terjadi di lapangan selama penulis melakukan survey di beberapa Taman Kanak-kanak masih jarang guru mencoba untuk menerapkan bimbingan yang dapat mengembangkan keterampilan anak secara umum dan khususnya keterampilan gerak motorik anak. Persepsi guru tentang bimbingan masih seputar upaya kuratif saja apabila menemui anak yang mengalami masalah dan hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya saja. Hal tersebut tidaklah keliru akan tetapi pemahaman kentang konsep bimbingan seharusnya diartikan secara luas dan bukan hanya upaya kuratif saja. Persepsi dan konsep belajar yang dipahami oleh orang tua dan pendidik dalam hal ini guru pada masa sekarang ini masih sangat sempit dan terbatas. Praktek pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) menjadi sangat berorientasi pada kegiatan-kegiatan akademik. Dalam proses pembelajaran pada anak usia dini saat ini masih terarah pada upaya untuk memenuhi tujuan yang bersifat simbolisme artifisial, terstruktur dan hanya mengejar target kurikulum. Belajar identik dengan duduk diam, memperhatikan penjelasan guru dan atau mengerjakan serangkaian tugas-tugas materi pembelajaran. Padahal menururt M. Sholehuddin (1997:) bahwa penciptaan suasana sekolah yang nyaman berkontribusi positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dalam pertumbuhan fisik dan motorik serta perkembangan sosial, kreativitas dan bahasa anak.

Demikian juga dengan pengukuran kemampuan dan keberhasilan anak yang dilakukan oleh guru hanya didasarkan pada pencapaian nilai yang tinggi, peringkat di kelas dan lain-lain. Umumnya para orang tua dan guru merasa senang dan bangga apabila anak tersebut mendapatkan nilai tinggi dengan tanpa memperdulikan bagaimana cara untuk mendapatkan nilai tersebut. Padahal penilaian pencapaian kemajuan belajar yang tepat dan akurat tentang anak harus dilihat dalam setting lingkungan secara multi, inter dan transdisipliner (Vace & Ritter, 1995 dalam Dedi Supriadi, 1996). Oleh karena itu guru dan orang tua harus mampu membantu anak untuk berkembang sesuai dengan masa dan tugas perkembangan anak tersebut dan tidak melihat bahwa anak sebagai objek yang hanya dihargai apabila ia memperoleh nilai tinggi.

Cara dan perlakuan orang tua secara tidak disadari mengarahkan anak untuk mempersepsikan kegiatan belajar secara tidak tepat. Demikian juga dengan kegiatan yang dilakukan di sekolah, guru dalam memberikan aktivitas bermain masih kurang dalam mengembangkan gerak dasar motorik sehingga kegiatan belajar seperti di Taman Kanak-kanak menjadi kurang menyenangkan bagi anak. Karena selama ini kegiatan anak yang dilakukan dengan bermain biasanya lebih diarahkan pada pengenalan benda-benda, huruf-huruf, dan angka-angka melalui nyanyian.

Di Indonesia umumnya anak-anak diberikan permainan yang lebih fokus pada pengembangan kecerdasan otaknya seperti permainan puzzle , lego/ bongkar pasang dan lain-lain. Sementara permainan-permainan yang bersifat pengembangan fisik yang ada unsur gerak dasar motorik kasar seperti lari, lompat dan lempar kemudian motorik halus seperti melipat kertas dan lain-lain masih kurang dikembangkan. Selain itu aspek interaksi sosial anak menjadi kurang berkembang apabila anak bermain hanya menghadapi benda mati seperti puzzle, nittendo atau playstation dan lain-lain. Oleh karena itu dengan melalui aktivitas
bermain yang lebih dinamis dalam rangka mengembangkan gerak dasar motorik anak juga dapat mengembangkan atau menumbuhkan rasa perhatian dan interaksi sosial anak dengan lingkungan sekitarnya.

Melalui pemberian pengalaman belajar anak melalui interaksi sosial dengan cara kegiatan bermain untuk mengembangkan gerak dasar motoriknya maka hal tersebut merupakan suatu hal yang amat berharga yang diperoleh anak sehingga diharapkan menjadi suatu pondasi atau dasar yang kuat bagi proses pembelajaran selanjutnya maupun pencapaian kemampuan lainnya nanti setelah menempuh Sekolah Dasar atau pada tingkat yang lebih tinggi lagi. Melalui pemberian keterampilan gerak dasar motorik anak juga diharapkan dapat menemukan suatu makna yang sangat penting dalam kehidupannya.

Merupakan suatu kajian yang menarik untuk mengetahui secara empiris bagaimana guru mengembangkan pemahaman dan konsep belajar gerak melalui bermain dalam arti yang luas sesuai dengan karakteristik perkembangan anak ? Mungkinkah guru menilai kemampuan gerak dasar anak tidak hanya berdimensi angka-angka tetapi juga indikator pencapaian tugas perkembangan anak usia dini? Bagaimana keterampilan gerak dasar yang dialami oleh anak pada saat kegiatan bermain dan apakah anak memperoleh makna penting dalam rangka pengembangan kemampuan gerak dasar motorik anak melalui kegiatan bermain?





contoh proposal tesis teknologi pembelajaran 

0 Response to "Program Bimbingan Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Anak Usia Dini Melalui Aktivitas Bermain (Studi deskriptif di TK Sukahaji (Pend-91)"

Post a Comment