Pada pengajaran klasikal, ada anggapan bahwa semua peserta didik mempunyai kemampuan dan kecepatan yang sama, sehingga dalam waktu yang sama semua peserta didik dianggap akan mampu mencapai isi pelajaran yang sama (Subroto,1983). Anggapan ini sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan, karena pada kenyataanya di dalam kelas selalu ada peserta didik yang cepat, peserta didik yang rata-rata, dan peserta didik yang lambat dalam mengikuti pelajaran.
Keadaan peserta didik yang berbeda-beda ini kurang memberi harapan bagi berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Maka penulis mencoba menggunakan sistem simulasi P-4 untuk mengubah keadaan menjadi situasi belajar yang merangsang, yang lebih mengaktifkan dan mengefektifkan peserta didik dalam belajar memecahkan masalah sendiri dengan bimbingan guru. Di samping itu sistem simulasi P-4 juga dapat meningkatkan ketangkasan atau ketrampilan dan kecakapan terhadap apa yang telah dipelajarinya. Untuk memperoleh keterampilan, dan ketangkasan ini, siswa memerlukan waktu yang lama sehingga tidak dapat dituntut kesempumaan hanya dalam waktu yang singkat saja.
Sesuai dengan pengamatan penulis, umumnya pelajaran PPKN dianggap sebagai pelajaran yang menyenangkan. Hal ini sering dirasakan siswa terutama di sekolah tingkat menengah. Masalah yang dihadapi sekarang adalah bagaimana menjadikan pelajaran PPKN cukup menarik dan disukai oleh siswa. Padahal pelajaran PPKN mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak didik. PPKN menunjang terbentuknya watak, keterampilan berfikir logis, berpikir sistematis, berpikir ilmiah (Nugroho, 1982:14). Itulah mengapa keberhasilan pengajaran PPKN sangat diperlukan.
Proses belajar mengajar PPKN sebenarnya tidak sulit, asalkan antara siswa dan guru saling memahami dan saling mengerti. Di samping mengenai guru dan siswa harus saling mengerti, guru juga harus bisa memilih dan menentukan metode belajar mengajar yang sesuai, sehingga proses belajar mengajar dapat efektif dan efisien dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan.
Keadaan peserta didik yang berbeda-beda ini kurang memberi harapan bagi berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Maka penulis mencoba menggunakan sistem simulasi P-4 untuk mengubah keadaan menjadi situasi belajar yang merangsang, yang lebih mengaktifkan dan mengefektifkan peserta didik dalam belajar memecahkan masalah sendiri dengan bimbingan guru. Di samping itu sistem simulasi P-4 juga dapat meningkatkan ketangkasan atau ketrampilan dan kecakapan terhadap apa yang telah dipelajarinya. Untuk memperoleh keterampilan, dan ketangkasan ini, siswa memerlukan waktu yang lama sehingga tidak dapat dituntut kesempumaan hanya dalam waktu yang singkat saja.
Sesuai dengan pengamatan penulis, umumnya pelajaran PPKN dianggap sebagai pelajaran yang menyenangkan. Hal ini sering dirasakan siswa terutama di sekolah tingkat menengah. Masalah yang dihadapi sekarang adalah bagaimana menjadikan pelajaran PPKN cukup menarik dan disukai oleh siswa. Padahal pelajaran PPKN mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak didik. PPKN menunjang terbentuknya watak, keterampilan berfikir logis, berpikir sistematis, berpikir ilmiah (Nugroho, 1982:14). Itulah mengapa keberhasilan pengajaran PPKN sangat diperlukan.
Proses belajar mengajar PPKN sebenarnya tidak sulit, asalkan antara siswa dan guru saling memahami dan saling mengerti. Di samping mengenai guru dan siswa harus saling mengerti, guru juga harus bisa memilih dan menentukan metode belajar mengajar yang sesuai, sehingga proses belajar mengajar dapat efektif dan efisien dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan.
0 Response to "EFEKTIFITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR PPKN DENGAN PENDEKATAN METODA SIMULASI DAN PENDEKATAN METODA NON SIMULASI DI SMP PGRI LAMONGAN (PEND-57)"
Post a Comment