“pendidikan jasmani di sekolah dasar dan menengah berfungsi untuk (a) merangsang pertumbuhan jasmani dan perkembangan sikap, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbnag, (b) memberikan pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat bergerak, (c) memacu perkembangan dan aktifitas system peredaran darah, pencernaan, pernafasan dan syaraf, (d) memberikan kemampuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan.”
Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa penguasaan keterampilan motorik dalam konteks domain psikomotorik merupakan tujuan utama, sementara perkembangan sifat-sifat psikologis dalam domain afektif (misalnya, pergaulan sosial, kejujuran mengikuti peraturan) dan perkembangan n dampak pengiring. Dalam proses pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan proposional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program yang memberikanperhatian secara cukup dan seimbang kepada ke tiga domain tersebut. Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut sebagai pendidikan jasmani.
Penyelenggaraan proses belajar mengajar dalam pendidikan jasmani sedemikian kompleks karena melibatkan sejumlah variable, mulai dari karakteritik socio-anthropologis peserta didik, rumusan tujuan, karakteristik pangalaman belajar sebagai substansi, pemilihan strategi, metode dan teknik, serta evaluasi. Sedangkan guru pendidikan jasmani harus mempunyai inovasi tentang pembelajaran yang efektif dan efisien. Seperti pendapat Rusli Lutan (1988:26) bahwa ada dua kriteria yang dapat dipakai untuk menilai efektivitas dalam mencapai tujuan pengajaran/ latihan, yaitu : (1).kriteria korelatif yakni suatu latihan/pengajaran dikatakan efektif dalam kaitannya dengan tujuan yang diharapkan. Semakin mendekati tujuan yang ingin dicapai, semakin efektif pengajaran/latihan itu. (2) konsepsi normatif yakni suatu pengajaran / latihan dikatakan efektif atau tiadak, dinilai berdasarkan suatu model mengajar/melatih yang baik yang diperoloh dari teori.
Salah satu definisi keberhasilan tujuan pembelajaran, menurut Graham (1992) yang dikutip oleh Adang Suherman (1996;10), yakni :
“Keberhasilan mengajar tidak hanya sekedar memelihara siswa aktif, senang, dan merasa segar kembali pada waktu dan setelah melakukan pendidikan jasmani. Lebih dari itu keberhasilan mengajar mengandung arti siswa belajar dan mengembangkan sikap positif, guru mendapat kepuasan dari mengajarnya, dan program pendidikan jasmani yang sudah diberikan sesuai dengan semua tujuan sekolah.”
Dari definisi itu, terlihat ada tiga karakteristik yang terlibat untuk mencapai pembelajaran yang sukses, mencakup respon emosional (kepuasan) baik dari siswa maupun guru, sementara pembelajaran itu merupakan pencapaian tujuan sekolah.
Sehubungan dengan itu perlu dipersiapkan secara matang semua upaya yang ditujukan untuk mengembangkan kematangan motorik ini, mulai dari persiapannya, pelaksanaannya, dan tindak lanjutnya dengan strategi yang bersinambung meningkat dan tidak terputus, serta dengan penggarapan yang profesional agar tujuan tercapai. Guru-guru yang profesional akan selalu berupaya untuk makin memantapkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman-pengalaman praktis maupun teoritis, serta mengkaji apa-apa yang telah dilaksanakan untuk melihat kelemahan dan keuntungan upaya-upayanya.
Kurikulum pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan nasional, seperti tertuang dalam tujuan kurikulum pendidikan jasmani di sekolah menengah pertama tahun 1996 sebagai berikut :
Membantu siswa untukmeningkatkan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengetahuan, pengembangan sikap positif dan keterampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas jasmani agar dapat:
1. Memacu pertumbuhan badan termasuk bertambahnya tinggi dan berat badan.
2. mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dan cabang olahraga.
3. mengerti akan pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga terhadap perkembangan jasmani dan mental.
4. Mengerti peratuan dan dapat mewasiti pertandingan cabang olahraga.
5. Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang dengan bermain.
6. membiasakan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional maka upaya yang harus dilakukan paling tepat yaitu dari pihak guru untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan pada umumnya dan pendidikan jasmani pada khususnya di sekolah.
0 Response to "PENGARUH METODE PENDIDIKAN GERAK DAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN SISWA KELAS VII SMPN (PEND-47)"
Post a Comment