PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU (Kajian Analisis Pada Para Guru SMP ......) (PEND-103)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam pembangunan. Berhasil tidaknya suatu pembangunan tergantung pada sumber daya manusianya. Dengan dimiliki SDM yang berkualitas akan mempercepat tercapainya tujuan pembangunan. Dalam upaya pencapaian tujuan perlu diupayakan peningkatan SDM yang memiliki kompetensi dan profesional dalam bidang pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pembangunan.


Pendidikan adalah aset masa depan dalam membentuk SDM yang berkualitas. Peningkatan SDM perlu ditangani oleh sistem pendidikan yang baik, pengelola yang profesional, tenaga guru yang bermutu, sarana belajar dan anggaran pendidikan yang cukup. Pendidikan memiliki spektrum masa depan yang luas dan seimbang sehingga harapan masyarakat terhadap pendidikan terpenuhi, dan manusia Indonesia seutuhnya dapat diwujudkan. UNESCO (dalam Sindhunata, 2001: 116) mengemukakan


Keberhasilan pendidikan diukur dari hasil empat pilar pengalaman belajar itu, yakni (1) belajar mengetahui (learning to know); (2) belajar berbuat (learning to do); 3) belajar hidup bersama (learning to live together) dan (4) belajar menjadi seseorang (learning to be). Dengan diterapkannya empat pilar pendidikan ini diharapkan para guru mampu mendampingi peserta didiknya agar menjadi calon SDM berkualitas di kemudian hari.

Untuk itu terlebih dahulu para guru sebagai sumber daya manusia yang mendampingi peserta didik, perlu ditingkatkan agar mampu menghasilkan generasi penerus yang berkualitas sesuai harapan.

Sama halnya dengan lembaga-lembaga pemerintahan pada umumnya, yayasan Penyelenggaraan Ilahi sebagai organisasi non profit membantu dan melayani masyarakat, diharapkan dapat memberikan pelayanan secara optimal kepada masyarakat pengguna; dalam hal ini masyarakat pendidikan. Masyarakat pendidikan ini adalah orang-orang yang mempunyai kepedulian dalam bidang pendidikan, yang sering disebut dengan pendidik dan tenaga kependidikan. (UU RI no. 20 tahun 2003).
Tenaga kependidikan tersebut adalah kelompok masyarakat yang menjadi ujung tombak dan penentu keberhasilan dalam bidang pendidikan. Yayasan Penyelenggaraan Ilahi sebagai salah satu pengelola sekolah swasta dituntut mampu menggerakkan setiap gurunya agar dapat bekerja secara optimal untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat pemakainya. Sebagai lembaga pengelola sekolah swasta, yayasan PI berciri khas dalam struktur program kurikulum untuk peningkatan mutu. Pengelolaan sekolah lebih otonomi jalur birokrasinya lebih pendek, ada keleluasaan berinovasi ke arah peningkatan mutu dan kinerja sekolah.

Dengan demikian para guru yayasan PI harus mempunyai motivasi dan etos kerja yang tinggi agar hasil kerjanya tidak hanya memuaskan dirinya sendiri, tapi terlebih dari itu memuaskan pelanggannya (peserta didik bersama orang tuanya). Oleh karena itu motivasi berprestasi sangat diperlukan dalam mencapai hasil bekerja seseorang. Alasan lain, mengingat sekolah swasta yayasan PI menjadi salah satu sekolah pilihan bagi para orang tua peserta didik untuk menyekolahkan dan mempercayakan pendidikan anak-anaknya. Bila kualitas SDM para guru tidak dipertahankan, akan mengurangi jumlah peminat yang mendaftar; akibatnya pengelola akan merugi dan bila dibiarkan terus menerus suatu ketika sekolah bisa tutup.

Pengelola berupaya meningkatkan kualitas SDM guru terutama diarahkan pada peningkatan kepuasan kerja guru; namun belum memberikan hasil yang optimal sesuai dengan harapan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain: kepemimpinan, latar belakang pendidikan, usia, motivasi berprestasi, kedisiplinan, lingkungan kerja, dan sistem penghargaan.

Kepuasan kerja mencakup sikap mental dan perilaku guru yang selalu berpandangan bahwa pekerjaan yang dilakukan hari ini harus lebih bermutu dari hari yang lalu. Termasuk didalamnya sistem maupun hasil kerja yang dikerjakannya. Kepuasan kerja guru tercapai bila pribadi guru tersebut berusaha optimal, gembira dan bertekun dalam melaksanakan pekerjaannya. Ia tidak merasa terbebani dengan aneka tugas namun sebaliknya tugas yang dipercayakan kepadanya dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan tulus ikhlas. Sebaliknya ada pula guru yang sangat perhitungan dengan besarnya nilai imbalan yang diterima; baru mau bekerja bila diberi tambahan imbalan. Oleh sebab itu selling concept penting, disamping memiliki fungsi sebagai pendorong juga berfungsi sebagai penggerak seseorang agar mau bekerja.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa motivasi berprestasi dan sistem penghargaan akan mempengaruhi kepuasan kerja guru di yayasan PI. Sementara dari pengamatan dan hasil wawancara penulis dengan beberapa rekan guru di SMP Waringin Bandung dalam hal kepuasan kerja, kenyataannya guru di yayasan PI masih memprihatinkan karena:
1) Belum semua guru bangga terhadap hasil pekerjaannya sebab ada yang merasa terpaksa berprofesi sebagai guru.
2) Dalam hal rekapitulasi kehadiran; masih ada sebagian guru terlambat hadir bahkan ada yang tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan awal.
3) Dalam hal ketercapaian target; sebagian guru belum dapat menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat maupun bekerja secara kreatif dan inovatif. Dalam hal motivasi berprestasi, kenyataannya guru di yayasan PI masih
memprihatinkan karena:

1) Belum semua guru terampil , tekun, dapat mengembangkan kemampuan- nya dan dapat melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab.
2) Dalam penyusunan rencana pelajaran; masih ada sebagian guru yang malas membuat silabus pembelajaran walaupun telah mendapat teguran dari kepala sekolah.
3) Sebagian guru belum mampu menerima dan memberi kritik maupun memberi dukungan terhadap sesamanya.

Dalam hal sistem penghargaan, para guru mengalami dan merasakan bahwa yayasan PI masih belum memuaskan. Keluhan tersebut didukung bukti sebagai berikut.
1) Sebagian guru belum mampu menerima kenyataan bahwa imbalan yang diterima telah sesuai dengan jerih payahnya.
2) Sebagian guru belum mampu menerima perbedaan sistem penghargaan antar sekolah swasta satu dengan yang lain; karena disesuaikan dengan penerimaan dan kebijakan yayasan.
3) Adanya sistem subsidi silang, sehingga yayasan PI Bandung mesti membiayai sekolah milik PI di kota lain yang defisit.

Beberapa bukti keprihatinan di atas menunjukkan bahwa motivasi berprestasi guru yayasan PI belum optimal dan sistem penghargaan yang diterimakan kepadanya belum begitu kondusif. Anggapan sementara penulis, inilah yang menyebabkan tingkat kepuasan kerja guru belum optimal. Atas dasar itulah penulis tertarik untuk meneliti tentang “Seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi guru dan sistem penghargaan terhadap kepuasan kerjanya?” Adapun guru yang dimaksudkan di sini adalah para guru SMP di lingkungan yayasan PI yang berada di kota Bandung, Jakarta dan Semarang.

0 Response to "PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU (Kajian Analisis Pada Para Guru SMP ......) (PEND-103)"

Post a Comment