Dalam Periode Pengembangan Jangka Panjang Tahap II, di Era Globalisasi masyarakat Indonesia akan banyak mengahadapi perubahan yang mengandung peluang dan kendala (tantangan), sebagai akibat perkembangan IPTEK. Konsekuensi memasuki Era Global dimana dibutuhkan keterbukaan managemen, Informasi bergeser ke teknologi virtual, ekonomi global dan pasar bebas.
Dilain pihak di situasi Krisis Ekonomi yang dihadapi Bangsa Indonesia dimana semakin berkurangnya anggaran pendidikan dan beralihnya modal tenaga kerja ke sektor pertanian. Di sisi lain masih dirasakan rendahnya penguasaan ketrampilan dan penguasaan bahasa asing semakin memperburuk produktifitas tenaga kerja kita.
Kebijakan Pemerintah dalam bidang pendidikan diantaranya adalah Peningkatan Mutu, Reenginering dan Peningkatan PSG, Peningkatan Unit Produksi/ Training Production Unit, Broad Based Education (Life Skill) dan Community Collage. Program Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan dalam menghadapi era globalisasi lebih menekankan pada Pengembangan dan penggunaan Teknologi diantaranya: a) Mikroelektronika dalam pertanian; b).Bioteknologi; c) Teknologi ramah lingkungan; dan d) Rekayasa Teknologi Pertanian.
Dimana Peran SMK Pertanian dalam hal ini harus mampu Menyiapkan tenaga kerja profesional; menjadi lembaga penguji proses produk pertanian; mengembangkan teknologi ramah lingkungan dan sebagai pusat Incubasi Agribisnis di lingkungannya.
Untuk itu perlu dilakukan konsolidasi untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menyiapkan tenaga kerja profesional tingkat menengah yang berorientasi pada dunia kerja. Oleh karena itu di Era Globalisasi dan Reformasi ini Program Pembinaan dan pengembangan Pendidikan menengah kejuruan diarahkan untuk menghasilkan tenaga Kerja yang memiliki Ketrampilan kejuruan yang tinggi didukung Sikap Profesionalisme yang tinggi pula sehingga dapat memenuhi tuntutan Dunia kerja yang semakin tinggi.
Dalam rangka meningkatkan mutu Sekolah Menengah Kejuruan, perlu begitu banyak hal mesti dilakukan untuk mewujudkannya, baik penataan dan peningkatan aspek yang bersifat fisik maupun non fisik. Dalam proses perkembangan selanjutnya, agar semua Komponen/ aspek yang menentukan mutu pendidikan menengah kejuruan benar-benar dapat mendukung, maka diupayakan perbaikan melalui reorientasi penyelenggaraan pendidikan atau pengkoordinasian dan pengoperasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan terkait dengan sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan Sekolah. Salah satunya dalam ujud melakukan kerjasama dengan pemda, DU/DI dan masyarakat lain dalam bentuk kerjasama yang nyata dan implementatif melalui produk Unggulan Sekolah.
Pendekatan Paradigma baru dalam pengembangan pertanian di era globalisasi lebih diarahkan pada Agroindustri dan Agrobisnis (Modern dan berwawasan lingkungan) yang berbasis pedesaan dalam rangka pembangunan wilayah. Sehingga terjadi pula lompatan paradigma (adanya pergeseran pandangan dan prilaku) didalam pengembangan Kurikulum SMK yang sekarang dikenal dengan Kurikulum SMK Edisi 1999 yakni :
1). Dari Supply Driven bergeser ke Demand Driven;
2). Dari Academic Oriented ke Job (Occupational Oriented) dan
3). Dari School Based Program menjadi Dual Based Program.
Kurikulum SMK Edisi 1999 menggunakan 2 (dua) pendekatan Utama diantaranya :
a) Pendekatan Pengembangan Kurikulum berbasis Kompetensi ( Competency Based Curriculum Development Approach/ CBC) dan
b) Pendekatan Pengembangan Kurikulum berbasis Luas dan mendasar (Broad Based Curriculum Develeopment Approach /BBC).
Dalam mengoperasionalkan kegiatan tersebut diatas masih terdapat permasalahan-permasalahan yang harus segera dipecahkan baik itu permasalahan Internal Maupun Eksternal, adalah :
1. Bagaimana Mengoperasikan dana yang terbatas guna memenuhi kebutuhan Fasilitas Sekolah.
2. Bagaimana Sekolah mengimplementasikan kurikulum SMK edisi 1999 (“Broad Based Curriculum”)
3. Bagaimana Sekolah dapat menciptakan situasi yang kondusif bagi terciptanya suasana kerja yang nyaman dan berdaya guna tinggi.
4. Bagaimana meningkatkan mutu lulusan SMK yang sesuai dengan tuntutan pasar Global, (pasar dalam Negeri dan Luar Negeri) di Situasi Krisis Moneter ini.
5. Bagaimana sekolah dapat dijadikan sebagai Pusat Informasi, Pusat Budaya dan Pusat Pelatihan bagi Siswa dan Masyarakat.
6. Bagaimana Meningkatkan keperdulian Guru dan Karyawan terhadap usaha pengembangan kegiatan Unit Produksi, untuk menumbuhkan sikap mental wirausaha pada siswa,
7. Bagaimana tambahan penghasilan (Income), yang sesuai dengan bidang profesi yang sedang ditekuninya.
8. Bagaimana meningkatkan Animo siswa baru dalam situasi keterbatasan dana dan daya dukung lokasi.
9. Bagaimana dapat menjadikan Sekolah sebagai Fasilitator antara Petani (Produsen) dan Dunia Usaha (Konsumen) .
Manusia yang dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ilmu pengetahuan, apapun yang dilaksanakan dan dikerjakan selalu berhubungan dengan ilmu itu sendiri. Dalam memperoleh pengertian dan pengetahuannya manusia tidak lepas dari pendidik yang senantiasa mengarahkan dan membimbing, memberikan segala pengetahuan yang dimilikinya, tanpa mengharapkan pamrih. Guru adalah harapan dan tumpuan penyelesaian masalah terbukti dengan banyaknya guru yang juga memegang jabatan sosial kemasyarakatan, hal itu karena guru dianggap memiliki nilai lebih, baik kepribadian dan kemampuannya di dalam pergaulan masyarakat.
Jika kembali ke belakang dan telaah lagi ternyata semua sisi kehidupan ini tidak lepas dari yang namanya guru, mulai dari kuli batu, dokter, menteri bahkan presiden sekalipun tak dapat meniti kariernya tanpa jasa seorang guru. Maka orang kadang mengkultuskan guru dengan berbagai ungkapan. Tapi apakah cukup hanya untuk dikultuskan, karena guru merupakan ujung tombak dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan didasarkan pada bunyi dari Undang-Undang Dasar 1945 yang pada salah satu alineanya menyatakan ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas dan tanggung jawab guru semakin berat, baik sebagai profesional, maupun sebagai masyarakat, sehingga bagi pendidik haruslah meningkatkan pengetahuannya, sehingga siswa akan tetap menaruh hormat dan percaya kepada guru dalam menyampaikan di depan kelas. Sehingga meningkatkan kualifikasinya diharapkan akan mampu menjawab tantangan jaman dan kebutuhan pada dunia pendidikan. Kenyataan yang ada sekarang siswa banyak menyerap informasi dengan semakin majunya teknologi baik melalui media tulis ataupun media elektronik. Di samping tuntutan bahwa guru harus memiliki kualifikasi untuk dapat bertahan dan mampu mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didiknya, sehinga pekerjaan yang dilaksanakannya tidak hanya berjalan di tempat. Mampu mengembangkan diri karena siswa sekarang telah menjadi siswa yang dinamis, terbuka, ceplas-ceplos dan tidak malu lagi untuk bertanya dan menolak jika memang tidak sesuai.
Melihat kondisi yang semakin kompleks dan menuntut untuk selalu diadakan perubahan dalam berbagai bidang, demikian halnya dengan dunia pendidikan yang harus tanggap dan mampu untuk menyikapi bentuk perubahan kurikulum dan juga perubahan tingkat kehidupan. Dengan demikian sudah seharusnya bagi pendidik agar tidak ketinggalan pengetahuan dan informasi harus tetap mau belajar, sesuai dengan ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999, tentang GBHN 1999-2004.
Di sisi lain guru merupakan bagian dari Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan fungsional untuk kenaikan pangkat dengan yang bersangkutan dapat memenuhi berapa syarat yang ditentukan dan diharuskan pula memakai angka kredit yang diatur pada Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26/Menpa/1989 tentang Angka Kredit bagi jabatan guru di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau Departemen Pendidikan Nasional.
Lebih jelas lagi kita mengacu pada Surat Edaran Mendikbud Nomor 143/MPK/90 tanggal 5 Juli 1990 tentang Pelaksanaan Angka Kredit bagi Jabatan Guru, dalam penghitungan dan penerapannya dijelaskan bahwa seorang guru harus menganalisis dan mengevaluasi tingkat keberhasilan dalam mengajar. Sehingga bila dalam penghitungan tersebut menunjukkan angka yang kurang dari kriteria yang ditetapkan tentunya kita akan sulit untuk menaikkan angka kredit. Jika tidak mau meningkatkan kualifikasinya sehingga sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan tentunya guru tidak akan mampu untuk bertahan terhadap perkembangan arus informasi dan ilmu pengetahuan.
Demikan halnya dengan keberadaan guru di SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk, masih banyak dari mereka yang hanya bertahan dengan kemampuan yang mereka miliki tanpa ingin mengembangkan lebih jauh lagi, walau tidak menutup kemungkinan kesempatan dan kemampuan itu tetap terbuka dengan lebar. Tergantung bagaimana guru tersebut mensiasati dan mengambil strategi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualifikasinya, sehingga pada nantinya akan bernilai positif bagi pekerjaan dan bagi dirinya sendiri, baik dengan menambah pengetahuan dengan jalur pendidikan formal ataupun informal.
Dengan demikian peningkatan kualifikasi guru terutama guru sekolah menengah kejuruan memerlukan adanya cara dan metode yang terencana dan disusun dengan baik haruslah melalui penelitian dan pengkajian melalui: “Strategi Peningkatan Kualifikasi Guru Sekolah Mengah Kejuruan Melalui Pendidikan Formal dan Non Formal”.
0 Response to "STRETEGI PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MELALUI PENDIDIKAN FORMAL DAN NON-FORMAL (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN SMKN1..(PEND-22)"
Post a Comment