Guru merupakan ujung tombak yang berada pada garis terdepan yang langsung berhadapan dengan siswa melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas. Para guru jelas dituntut pula dapat melaksanakan seluruh fungsi profesionalnya secara efektif dan efisien
Baik dari kepentingan pendidikan nasional maupun tugas fungsional guru, semuanya menuntut agar pendidikan dan pengajaran dilaksanakan secara profesional artinya dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan didukung oleh para guru yang mempunyai kinerja yang baik.
Kinerja guru atau prestasi kerja, istilah Saydam (2005: 486) ”merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan yang dicapai oleh seorang karyawan (guru) dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya”. Peranan prestasi kerja sendiri dimana diharapkan nantinya bisa menjadi pertimbangan organsisasi guna meningkatkan kesejahteraan karyawannya. UU Ketenagakerjaan pasal 100 ayat 1 (2003: 65) menyebutkan “untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas- fasilitas kesejahteraan”.
Disamping sekolah sebagai organisasi, pada umumnya kinerja guru sangat ditentukan oleh efektivitas kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif akan membawa dampak pada tingginya kinerja dan sebaliknya kepemimpinan yang tidak efektif membawa dampak psikologis yang diwujudkan dengan tidak peduli terhadap pekerjaan dan tidak bertanggung jawab terhadap kemajuan organisasi yang pada akhirnya menghasilkan kinerja yang rendah.
Dengan demikian diharapkan perilaku pemimpin dapat membangun dan mempertahankan kinerja (unjuk kerja) guru dengan baik, seorang pemimpin harus memperhatikan hak guru karena guru tidak hanya dituntut untuk menjalankan tugas atau melaksanakan kewajiban saja, melainkan juga harus mendapatkan perhatian yang serius dari pihak pemimpin. Perhatian tersebut dapat ditunjukan malalui perilaku pemimpin yang berorientasi pada tugas maupun pada hubungan social, yang keduanya mampu mempengaruhi prestasi kerja guru. Gibson et al (1996:24) menyebutkan “Agar bawahan /anggota organisasi dapat memenuhi tugas–tugas organisasinya, sebagian besar tergantung pada gaya kepemimpinan yang digunakan oleh pemimpin”.
Dilain pihak motivasi merupakan salah satu alat bagi kepemimpinan atau seorang pemimpin dalam menggunakan jenis pengaruhnya yang bukan paksaan (non coersive) dalam rangka meningkatkan kinerja bawahannya. Kemampuan memotivasi karyawan merupakan keterampilan manajerial yang harus dikuasai oleh seorang pimpinan. Secara psikologis pimpinan tidak mungkin mampu mempengaruhi motivasi guru tanpa sebelumnya memahami apa yang dibutuhkan oleh guru yang bersangkutan. Dengan memahami peranan penting motivasi kerja guru akan mempermudah pimpinan mengharapkan prestasi kerja. Guru akan terdorong untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Semakin tinggi tingkat motivasi seseorang, akan berdampak pada meningkatnya tingkat kinerja seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa hal penting yang harus dilakukan adalah mengusahakan agar tingkat motivasi seseorang itu selalu mengalami peningkatan.
0 Response to "ANALISIS PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK PGRI ……KABUPATEN ……(PEND-54)"
Post a Comment